π Menentukan Target Marketing Properti secara Realistis: Sinkronisasi Progres Pembangunan & Strategi Akad Kredit
Oleh : Lukman Zen, S.Pd

Dalam industri properti, pemasaran (marketing) sering diposisikan sebagai ujung tombak penjualan. Namun, masih banyak perusahaan yang salah kaprah dalam menentukan target marketing tanpa mempertimbangkan aspek teknis dan realitas lapangan β salah satunya adalah ketentuan akad kredit yang mewajibkan progres pembangunan rumah mencapai 100%.
π― Akad Kredit Hanya Bisa Dilakukan Setelah Bangunan Selesai 100%
Dalam skema pembelian rumah melalui KPR (Kredit Pemilikan Rumah), pihak perbankan umumnya tidak akan memproses akad kredit sebelum bangunan selesai secara fisik. Hal ini bertujuan untuk melindungi konsumen dari risiko dan memastikan bangunan yang dijual sudah layak huni. Artinya, meskipun marketing berhasil mendapatkan konsumen dan melakukan booking fee, proses akad tidak bisa langsung dilakukan jika bangunan belum selesai.
π Durasi Pembangunan: Wajar 2,5β3 Bulan
Secara teknis, pembangunan rumah standar di perumahan membutuhkan waktu sekitar 2,5 hingga 3 bulan untuk Type 36-60 m2
, tergantung skala, cuaca, dan kesiapan sumber daya di lapangan. Maka dari itu, target marketing yang dihitung berdasarkan jumlah akad kredit harus memperhitungkan time lag atau jeda waktu tersebut.
π Kontrak Marketing Hari Ini = Target Akad 3 Bulan Mendatang
Ketika seorang marketing dikontrak pada bulan ini, maka target pencapaian akad kreditnya baru bisa dihitung realistis dalam waktu 3 bulan ke depan, karena harus menunggu pembangunan selesai. Terkecuali jika unit rumah sudah ready stock atau tersedia dalam kondisi siap huni (ready to handover), maka target bisa dipercepat.
Perusahaan harus memahami siklus ini agar tidak memberlakukan target yang tidak rasional, yang justru akan melemahkan semangat kerja dan menurunkan kinerja tim secara keseluruhan.
βThe difference between a leader and a boss is that a leader listens and adapts β a boss imposes decisions without context.β β Forbes Leadership Council
β Hindari Pola Kepemimpinan Sepihak Tanpa Dasar
Seringkali, kesalahan dalam menetapkan target marketing berasal dari gaya kepemimpinan yang otoriter dan tidak berbasis data. Ketika pemimpin memutuskan secara sepihak tanpa memahami realitas teknis di lapangan, maka potensi konflik internal dan stagnasi dalam penjualan menjadi besar.
π Perlu diingat: Perencanaan target seharusnya dimulai setelah unit rumah tersedia atau ketika sudah jelas kapan rumah tersebut siap digunakan untuk proses akad.
β Solusi: Kolaborasi Developer, Marketing, dan Perbankan
Perusahaan properti yang sehat adalah perusahaan yang:
Membangun komunikasi terbuka antara tim marketing, konstruksi, dan keuangan
Membuat perencanaan target berdasarkan progress report proyek
Menjalin kerja sama dengan bank untuk akad bertahap atau akad dengan sistem progresif
Menyediakan unit ready stock agar sebagian target marketing bisa segera dieksekusi
π Referensi dan Data Pendukung:
Otoritas Jasa Keuangan (OJK): Regulasi KPR mensyaratkan minimal 100% progres bangunan untuk akad.
Bank Indonesia (BI): Dalam beberapa program KPR subsidi, perbankan mewajibkan Certificate of Completion dari pengembang.
Forbes (2023): “Great marketing targets must align with deliverable timelines.”
Kementerian PUPR: Rata-rata waktu pembangunan rumah sederhana 90 hari kerja, tergantung kondisi lapangan dan vendor.
REI (Real Estate Indonesia): Menekankan pentingnya integrasi antara marketing dan timeline konstruksi dalam perencanaan perusahaan.
π§© Kesimpulan
Memahami keterkaitan antara waktu pembangunan, regulasi akad kredit, dan target marketing sangat penting agar perusahaan tidak salah dalam mengukur performa SDM. Kepemimpinan yang adil dan berbasis data akan mendorong produktivitas, sedangkan keputusan sepihak justru akan menurunkan motivasi tim dan memperlambat pertumbuhan bisnis.
π‘ Marketing bukan hanya soal menjual, tapi juga soal timing dan strategi. Developer dan manajemen harus mendukung penuh agar semuanya bisa berjalan seirama.***
Tentang PenulisΒ
Sejak tahun 2005, Lukman Zen telah konsisten menggeluti dunia promosi dan marketing properti, menjadikannya salah satu praktisi berpengalaman di bidangnya. Berawal dari ketertarikan pada strategi komunikasi visual dan pemasaran langsung, Lukman membangun reputasi sebagai penghubung andal antara pengembang dan konsumen, dengan pendekatan kreatif serta berbasis data.
Sebagai pendiri dan penggerak Garut Property, Lukman memimpin berbagai inisiatif pemasaran untuk sejumlah proyek perumahan strategis di Garut dan sekitarnya. Selain aktif sebagai praktisi, ia juga dikenal sebagai penulis artikel properti yang menyoroti pentingnya strategi marketing yang sehat, adil, dan adaptif terhadap regulasi pemerintah serta dinamika pasar. Dengan pengalaman lebih dari dua dekade, Lukman Zen tidak hanya fokus pada penjualan, tetapi juga turut mendorong edukasi pasar dan perlindungan konsumen melalui berbagai media informasi. Perannya sebagai kurator kreatif, konseptor promosi, dan analis pasar membuat kontribusinya relevan dan berdampak nyata bagi pertumbuhan industri properti lokal.
Β
